“Webinar Perbandingan Pemerintahan: Perbandingan dengan Negara India”

Posted onAuthorProdi. IPM


Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala (USK) menyelenggarakan Webinar Series ketiga dengan tema “Perbandingan Pemerintahan: Belajar Dari Mere Dost (India)” kegiatan ini berlangsung secara virtual melalui Zoom Meeting pada Selasa, 22 Febuari 2022.
Zahratul Idami selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemateri yaitu Mohd. Agoes Aufiya serta menyampaikan harapannya kepada mahasiswa Ilmu Pemerintahan.

“Ucapan terima kasih kepada Bapak Mohd Agoes Aufiya yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dan pengalaman selama di India. Dan harapannya anak Ilmu Pemerintahan juga bisa meneladani dan ikut jejak beliau untuk bisa menimba ilmu di India atau berbagai negara di belahan dunia lainnya,” ujarnya.
Pada pemaparan pemateri menjelaskan terkait negara India yang merupakan negara dengan populasi besar dan menerapkan federal republik dengan sistem pemerintahan parlementer, serta terjadinya konflik di negara India yang membuat terbentuknya negara-negara lain.


“Adanya konflik yang terjadi di India membuat terbentuknya negara-negara lain seperti Pakistan dan Bangladesh. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan agama yakni Islam dan Hindu, yang sampai saat ini juga menjadi salah satu permasalahan di India,” ujar pemateri.
Kemudian pada sesi tanya jawab, beberapa peserta webinar banyak bertanya terkait pemaparan yang telah dijelaskan oleh pemateri, salah satu pertanyaannya adalah mengenai upaya pemerintah India dalam memberantas pemberontakan yang ada di India. Dalam jawabannya pemateri memberikan jawaban terkait upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah India.
“Ada sejumlah gerakan pemberontakan yang terjadi di India seperti di Kashmir dan beberapa daerah lainnya. Upaya yang dilakukan saat ini melalui pemberian otonomi. Namun, untuk daerah Kashmir sendiri masih sulit diberantas karena masih menggunakan pendekatan militer.” []

Berita Terkait